Melestarikan Budaya Simalungun Lewat Kegiatan Gereja

Jambi-Melestarikan adat istiadat dan budaya tidak hanya pada acara pesta adat atau ditanah kelahiran semata. Namun melestarkan adat dan budaya boleh dilakukan melalui lingkungan gereja, walaupun itu di tanah perantauan.


Menggaungkan Motto Simalungun "Habonaron Do Bona" (Kebenaran Adalah Awal) di lingkungan gereja merupakan hal yang wajar dan patut dibudayakan oleh gereja kesukuaan. Hal itulah yang dilakukan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jemaat Jambi dalam rangka memeriahkan Pesta Bapa Se GKPS, tingkat Jemaat GKPS Jambi Minggu (11/11/2007) lalu.

Selain melaksanakan inti kegiatan di bidang kerohanian melalui kebaktian, Pesta Bapa GKPS juga tidak luma dengan asal dan komunitasnya di tanah perantauan. Peragaan busana adat pengantin Simalungun menjadi salah satu kegiatan yang melestarikan budaya Simalungun di tanah perantauan.

Selain itu, kegiatan Pesta Bapa GKPS juga di isi dengan budaya khas Smalungun yakni "Taur-taur Simbandar" (Nyanyain Khas Simalungun dengan menggunakan suling dengan lantunan syair lagi lemah gemulai dan merdu). Peragaan Busana Adat Simalungun dan Taur-Taur Simbandar itu mampu melepas rindu warga GKPS terhadap Budaya Adat Simalungun.

Ciri khas Pakaian Adat Simalungun Gotong topi kebesaran khusus buat pria dan Bulang penutup kepala kebesaran khusus wanita serta seperangkat ulos Simalungun, merupakan daya tarik tersendiri bagi penikmat Budaya, khususnya asal daerah Simalungun.

Pelestarian Adat dan Budaya Simalungun oleh GKPS Jambi yang beralamat di Jalan Kapten Sujono No 12 Komp Gereja Kotabaru Jambi, harus terus digalakkan sehingga generasi muda tidak lupa dengan Adat dan Budaya orangtuanya.

Menurut koordinator panitia Seni Budaya Simalungun, Bapa GKPS Jambi, Sy S Purba, peragaan buasana Simalungun dan Taur-Taur Smbandar Simalungun itu perlu dilakukan guna menanamkan rasa cinta budaya dan adat Simalungun bagi generasi muda Simalungun di tanah rantau sebagai aset bangsa.

Disebutkan, peragaan buasana Simalungun di tanah perantauan, harus terus digalakkan agar budaya leluhur tidak hilang dan menjadi aset bangsa yang berguna. Disebutkan makna "Siparutang Do Ahu Bani Simalungun" (Aku Punya Hutang Untuk Simalungun) harus dikobarkan dari tanah rantau untuk kemajuan Wisata Budaya Simalungun.

Sementara itu, Ketua Panitia Pesta Bapa GKPS tingkat Jemaat Jambi, Sy RI Girsang mengatakan, peragaan Buasana Adat Simalungun dan Taur-Taur Simbandar Rohani sengaja dilakukan agar Seksi Bapa GKPS dapat menanamkan budaya Simalungun kepada anak-anaknya.

Disebutkan, adat dan Budaya Simalungun perlu diajarkan kepada anak kita di rumah. Walaupun kita tinggal di tanah perantauan, memamahkan Adat Budaya Simalungun kepada anak harus dilakukan.

"Kegiatan yang dilakukan Seksi Bapa GKPS Jambi merupakan contoh yang dapat diteladani sehingga Adat Budaya Simalungun tidak hilang. Melalui gereja kesukuan, melestarkan adat budaya hal yang tepat dan tidak bertentangan dengan ajaran agama,"katanya.

Sementara itu, Pendeta GKPS Resort Jambi Pdt Jhon Ricky R Purba STh mengatakan, GKPS selaku gereja kesukuan yang terbuka untuk umum, tidak melarang adat dan budaya Simalungun dilestarikan di gereja.

Disebutkan, dengan pelestarian Adat dan Budaya Simalungun di GKPS menjadi salah satu tugas pokok GKPS sebagi gereja kesukuan khususnya Simalungun. Melestarikan adat budaya Simalungun lewat gereja, salah satu cara yang tepat dilakukan GKPS. **



Teks Foto : Peragaan Busana : Pasangan Sy SP Sidadolog/br Siahaan, peserta peragaan Busana Simalungun saat Pesta Bapa GKPS di GKPS Jambi, Minggu (11/11). GKPS memiliki andil besar guna melestarikan adat dan budaya Simalungun walaupun di tanah perantauan. Foto-Asenk Lee Saragih . Teks Foto 2. Taur-taur : Sy JM Purba salah satu peserta Taur-Taur Simbandar Rohani Simalungun saat Pesta Bapa GKPS di GKPS Jambi, Minggu (11/11). Taur-Taur Simbandar merupakan nyanyian khas Simalungun yang kini sudah mulai punah ditelan musik modern. Foto Asenk Lee Saragih

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama