Gereja Kesukuan, Mekar di Tengah Kekangan Sosial

Ketua Majelis Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, St Drs Guntar Marolob Saragih MSc pada rapat evaluasi pembangunan dan pemekaran gereja di GKPS Jambi, baru-baru ini mengemukakan terima kasihnya kepada Tuhan atas penggalangan dana yang dilaksanakan jemaat yang hasilnya luar biasa.

Dosen Universitas Batanghari (Unbari) Jambi itu menilai, hasil penggalangan dana pada Pesta Perak atau Perayaan 25 Tahun Jemaat GKPS Jambi, yang mencapai Rp 100 juta merupakan anugerah. Apalagi perayaan itu dilaksanakan hanya tingkat jemaat yang berjumlah hanya 168 kepala keluarga (607 jiwa). Kemudian pesta tersebut tidak mengundang gereja-gereja tetangga dan tidak mengumpulkan dan dari para pengusaha. Hanya beberapa simpatisan GKPS yang diundang.

Sejak gereja itu diresmikan 18 Maret 1983, pesta penggalangan dana belum pernah menghasilkan uang hingga Rp 100 juta. Pada perayaan Jubileum 100 Tahun Injil di Simalungun di GKPS Jambi tahun 2003 pun hasil pesta tak mencapai Rp 50 juta. Padahal saat itu pesta dilaksanakan dua hari (Sabtu - Minggu), mengundang gereja tetangga dan mengumpulkan dana dari para pengusaha.

Praeses GKPS Distrik VI Pdt Hot Imanson Sinaga STh saat kotbah pada Pesta Olob2 GKPS Resort Jambi, Minggu 21 September 2008. Foto Asenk Lee Saragih.

Menurut Guntar Marolob Saragih, besarnya hasil penggalangan dana pada Pesta Perak GKPS Jambi tersebut menunjukkan tingginya semangat pekabaran Injil dan pesatnya kemajuan ekonomi warga jemaat. Dulu sangat sulit mengerahkan warga jemaat untuk kegiatan pelayanan di tengah gereja. Kesulitan yang sama juga terjadi pada penggalangan dana. Hal itu terjadi karena kondisi ekonomi sebagian besar warga jemaat masih pas-pasan.

Hal senada juga diakui Ephorus (Pimpinan Pusat) GKPS, Pdt Belman Purba Dasuha STh ketika menghadiri Pesta Perak GKPS Jambi, Minggu (23/3). Menurut Ephorus GKPS, perkembangan GKPS Jambi cukup pesat saat ini. Hal ini tidak nampak hanya dari bagusnya bangunan fisik gereja dan besarnya hasil sumbangan warga pada pesta tersebut.

Kemajuan tersebut nampak dari kemajuan ekonomi warga jemaat dan semangat kebersamaan dalam pelayanan gereja. Kesejahteraan warga jemaat yang meningkat dan rasa kebersamaan tersebut menjadikan GKPS Jambi bisa berkembang seperti sekarang.

"Kebersamaan dan keterbukaan hati untuk saling menopang dalam pelayanan membuat GKPS Jambi cepat berkembang dalam pembangunan fisik dan pelayanan. Saya terkesan atas apa yang saya rasakan di GKPS Jambi ini. Kesan ini akan saya kabarkan di gereja GKPS lain yang ada di persada nusantara ini,"katanya.


Gereja Mandiri

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Jambi dari Partai Damai Sejahtera (PDS), Efron Purba SE yang hadir pada Pesta Perak GKPS Jambi itu mengungkapkan sangat terkesan terhadap perkembangan GKPS Jambi. Kendati GKPS hanya salah satu gereja kesukuan di perantauan yang jumlah warganya tidak seberapa, GKPS mampu membangun gerejanya secara mandiri. Baik pembangunan fisik, pembangunan kerohanian dan pembangunan sumber daya manusia.

Efron juga melihat, kunci kemajuan GKPS Jambi, seperti kemajuan yang dicapai gereja-gereja lain di Jambi terletak pada kebersamaan. Kebersamaan itu nampak dari kerja sama warga jemaat membangun gereja, melaksanakan roda pelayanan rohani, sosial, ekonomi dan budaya. "Warga jemaat GKPS Jambi mau bahu membahu memajukan pelayanan gereja. Dengan demikian apapun kendala yang dihadapi bisa diatasi," katanya.

Efron mengatakan, rasa kebersamaan tersebut perlu dikembangkan di tengah-tengah gereja dari berbagai denominasi (aliran) dan daerah di Jambi. Gereja-gereja yang ada di daerah itu tidak bisa berjuang sendiri-sendiri menghadapi beratnya kekangan sosial yang menghambat perkembangan gereja.

Dikatakan, umat Kristen di Jambi perlu menyadari bahwa tantangan gereja di daerah itu sama, yakni sulitnya membangun rumah ibadah dan beratnya mencari lapangan kerja bagi warga jemaat. Untuk mengatasi itu umat Kristen harus menyatukan langkah agar mampu secara bersama-sama memperjuangkan kemudahan membangun rumah ibadah dan mengatasi kesulitanekonomi warga jemaat.

"Untuk wilayah Kota Jambi, kita memang sudah bisa menikmati kemudahan beribadah karena pemerintah memberikan lokasi khusus pembangunan gereja. Tapi lokasi tersebut masih kurang dibandingkan kebutuhan pembangunan gereja. Kemudian di daerah kabupaten masih sangat sulit membangun gereja. Karena gereja-gereja di Jambi tidak bisa hanya kepentingan sendiri," katanya.


Penuh Liku

Sementara itu, Guntar Marolob Saragih mengatakan, perjalanan GKPS Jambi selama 25 tahun ini penuh liku-liku dan kesulitan. Sejak diresmikan menjadi jemaat baru tahun 1983, gereja itu sulit membangun rumah ibadah. Beberapa kali bangunan gereja tidak bisa didirikan di tanah sendiri akibat larangan lingkungan masyarakat. GKPS Jambi baru bisa memiliki gedung gereja sendiri di komplek gereja Kotabaru Jambi tahun 1986.

GKPS Jambi juga berjuang berat mengembangkan pekabaran Injil di wilayah Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Sebagai induk wilayah pelayanan GKPS tingkat resort (antarprovinsi), GKPS Jambi menjadi penanggung jawab pelayanan jemaat GKPS Palembang, Sumatera Selatan. Akhirnya lima tahun lalu GKPS Palembang dimekarkan menjadi satu resort bergabung dengan GKPS Bengkulu dan GKPS Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). [SP/Radesman Saragih]Dikutip Dari SP Edisi Sabtu 27 September 2008.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama